Kemudian, dalam sebuah adegan, digambarkan ada
serombongan orang yang sedang memikul kayu di punggungnya berjalan di
pematang sawah. Tampak seorang berlari-lari menemui salah seorang
pemikul kayu tersebut dan membawa kabar bahwa istrinya di rumah baru
saja melahirkan.
Laki-laki yang mendengar kabar itu hanya tersenyum
dan malah bingung apa yang harus diperbuatnya. Kemudian salah seorang
dari temannya berkata dengan mantap, “Mengapa termenung? Segera
tanggalkan beban di punggungmu dan sambutlah hari baru.” Serta merta
laki laki itu melepaskan ikatan di punggungnya, meletakkan kayu yang ia
pikul dan segera bergegas pulang.
Jagoan kita yang mendengar dialog tersebut tergugah.
Ia tersenyum. Ada perubahan dalam raut wajahnya. Dengan bibirnya ia
bergumam mengulang kalimat yang baru saja didengarnya, “Mengapa termenung segera tanggalkan beban di punggungmu dan sambutlah hari baru.”
Lalu ia pulang ke rumah, menuju kamar dan
memperhatikan sekelilingnya. Ia ingat sang guru dulu pernah membekalinya
sebuah buku. Lalu, ia baca buku itu dan mulai mempraktikkan gerakan
yang terdapat di dalamnya. Ia menemukan jurus baru yang lembut namun
penuh kekuatan, jurus taichi.
Teman-teman, sesungguhnya apa yang membelenggu diri
kita untuk mencapai kesuksesan ? Mengapa seseorang sering menganggap
kegagalan adalah akhir dari segalanya? Mungkin kita tidak memiliki cara
atau paendekatan lain untuk menuntaskan apa yang tidak bisa kita
kerjakan.
Kegagalan hanyalah peringatan bahwa kita harus mencoba menyelesaikan masalah dengan cara lain.
Jalan menuju kesuksesan selalu dipenuhi dengan kegagalan. Orang yang
sekses adalah mereka yang telah menghadapai begitu banyak kegagalan,
tetapi berhasul menghadapinya.
Dalam buku berjudul Laa Tahzan (best-seller
dunia karangan Dr. Aidh al Qorni) ada pesan: ”Sesungguhnya kesulitan
yang kita alami akan memperkuat hati, menghapus dosa, mematahkan
keangkuhan, dan menghancurkan kesombongan yang ada dalam diri. Kesulitan
dapat menghapus kelalaian, menyalakan semangat untuk ingat kepada Tuhan
mengundang rasa belas kasihan kepada orang lain, dan berakibat kita
beroleh doa dari orang soleh.”
Saya pun sangat setuju dengan lirik salah satu lagu
yang dibawakan oleh grup band d’Masiv: “Jangan menyerah, dan nikmatilah
hidup ini, karena hidup adalah anugerah”. Kesulitan akan membuat yang
bersangkutan tunduk pada kekuasaan Tuhan dan berserah diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa lagi Maha mengalahkan.
Kesulitan tak ubahnya seperti larangan yang baru
datang dan peringatan dini. Di balik kesulitan tersembunyi kelembutan
yang sangat besar dari Allah. Pemaafan yang lebih besar terhadap dosa,
dan ampunan yang lebih banyak daripada kesalahn yang lebih banyak
daripada kesalahan yang telah dibuat.
Jangan bersedih, karena kesedihan dapat melemahkan
diri kita untuk melakukan amal baik. Kesedihan membuat kita malas
beribadah, mengendurkan semangat, serta dapat membuat frustasi.
Kesedihan membuat kita berburuk sangka serta terjerumus ke dalam sikap
pesimistis.
Jangan bersedih, karena sesungguhnya kesedihan dan
kegelisahan yang menyelimuti adalah biang penyakit kejiwaan, sumber
penyakit syaraf, penyebab timbulnya cemas, was-was, dan keguncangan
jiwa.
Tanamkan dalam diri kita bahwa kegagalan
bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah pelajaran bahwa cara
yang kita pakai itu tidak berhasil dan sekarang saatnya mencoba dengan
cara lain. Karena, hakikat dari belajar adalah melakukan hal
yang sama dengan cara yang berbeda. Kegagalan baru akan menjadi tragedi
dalam hidup kita jika setelah gagal kita tidak berusaha lagi. Akan
tetapi, itu tidak akan terjadi, jika kita berusaha keras untuk
mendapatkan kesuksesan dan kita tahu bagaimana cara memaknai kegagalan.
Kita mungkin sering bertanya dalam diri masing-masing, tatkala pemberian yang kita panjatkan Allah dibalas dengan kebalikannya.
- Kita memohon kekuatan, dan Allah akan memberi kita kesulitan-kesulitan sehingga membuat kita tegar.
- Kita memohon kebijaksanaan, Allah memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
- Kita memohon kemakmuran, Allah memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhna dalam mencapai kemakmuran.
- Kita memohon keteguhan hati, Allah memberi bencana dan bahaya untuk diatasi.
- Kita memohon cinta, Allah memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
- Kita memohon kemurahan, kebaikan hati dan Allah memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah Allah membimbing kita. Nah selanjutnya
tergantung bagaimana kita menyikapi cobaan tersebut. Apakah kita ingin
hidup terus-terusan dalam keputusasaan atau sebaliknya, penuh dengan
pandangan ke depan dengan melihat peluang yang masih disediakan
sebanyak-banyaknya untuk dirinya.
Wallah a’lam bishowab.
Oleh : Muhammad NurSumber : yukbisnis.com
0 comments:
Post a Comment