Popular Posts

Powered by Blogger.

Translate to My Language

Blog Archive

ALEXA

Good Strategy/Bad Strategy : The Difference and Why It Matters

How can you achieve success without good strategy? Begitu sebuah tagline penuh makna yang pernah saya lihat pada sebuah desain t-shirt keren. Sepotong kalimat yang sungguh benar adanya. Strategi, pada akhirnya merupakan sebuah elemen vital manakala kita hendak menganyam selembar kesuksesan – entah dalam bisnis, ataupun kehidupan karir.
Dengan kata lain, kecakapan dalam merajut strategi yang jitu, mungkin merupakan hal yang krusial untuk menentukan apakah masa depan bisnis yang gemilang ada dalam genggaman, atau lepas dan terbang entah kemana.
Kalau demikian halnya, lantas elemen apa saja yang mesti diusung untuk meracik a great strategy? Sambil menikmati secangkir kopi hangat yang mungkin sudah ada di depan meja Anda, mari kita jalani pagi ini dengan berbicara tentang : STRATEGI.

Sebelum bicara tentang elemen kunci untuk membentuk strategi yang mak nyus, kita coba simak dulu beragam kisah manis tentang strategi yang acap kita temui dalam bentangan dunia bisnis yang dinamis.
Ada sejumlah contoh disini. Misalnya kita bisa melihat kesuksesan strategi Gramedia Group (sebuah strategi dahsyat yang mengkombinasikan kekuatan media cetak, penerbitan dan jaringan retail toko buku); atau tentang keberhasilan strategi Bank BRI (yang strateginya selalu fokus pada UKM); atau juga kehebatan strategi Adira Finance (yang jeli mengantisipasi ledakan konsumen sepeda motor di tanah air).
Namun, kisah pahit lantara bad strategy juga sungguh mudah kita jumpai. Disini saya mau mengambil dua contoh yang lebih sederhana dan personal.
Delapan bulan lalu, di dekat kompeks rumah saya, ada seorang entrepreneur baru yang membuka toko franchise onderdil sepeda motor (semua spare parts dan atribut sepeda motor di jual disini; namun minus bengkel). Problemnya : di kanan kiri dan depan toko itu, sudah ada tiga bengkel sepeda motor laris yang juga jualan onderdil sepeda motor dengan lengkap. Ini contoh strategi yang buruk : mengabaikan kekuatan kompetitor. Dalam bulan ketuju, toko itu kolaps, dan hanya menyisakan bangunan ruko yang penuh debu dan puing-puing kegetiran.
Contoh kedua : dua tahun lalu, seorang teman dengan gagah berani resign, lantaran ingin membangun sendiri usaha konsultan manajemen (mungkin ia ingin meniru kesuksesan bisnis konsultan milik bloger yang berada di balik blog strategi + manajemen…:)). Namun selama setahun ia tak pernah bisa mendapatkan klien. Dan tahun kedua, ia harus menjual mobil dan sepeda motornya untuk biaya hidup. Ini juga contoh strategi yang buruk : mengabaikan kekuatan relationship network dalam menjaring klien, dan juga gagal dalam merancang strategi pemasaran yang efektif.
Setelah melihat contoh beragam strategi, mari sekarang kita coba telisik elemen penting untuk membentuk good strategy. Disini kita bisa belajar dari sebuah buku yang minggu ini kebetulan saya baca. Judulnya Good Strategy/Bad Strategy : The Difference and Why It Matters. Menurut penulisnya ada tiga elemen penting untuk membentuk sebuah strategi yang solid .
Elemen pertama adalah : good diagnosis. Atau kekuatan analisa untuk mendiagnosa situasi pasar dan juga analisa atas kekuatan sumber daya internal. Mari kita ambil contoh sederhana : misalkan kita memiliki bisnis jualan emas batangan secara online; maka lansekap diagnosis yang akan kita lakukan mungkin mencakup : bagaimana melakukan proses pemasaran; bagaimana cara mendapatkan pasokan emas batangan secara konsisten; bagaimana mendapatkan modal untuk membeli stock emas; serta bagaimana melakukan delivery yang dapat dipercaya (trusted).
Elemen kedua : setelah analisa dan diagnosa dilakukan, maka langkah berikutnya adalah menetapkan guiding policy. Atau semacam garis kebijakan untuk menyusun strategi. Atau juga sejenis panduan untuk menetapkan tindakan strategis guna merespon dengan tepat hasil diagnosis yang telah dilakukan dalam tahapan sebelumnya. Melanjutkan contoh diatas, maka guiding policy yang barangkali bisa dipetakan antara lain : melakukan kombinasi promosi online dan pengembangan reseller; mencari dua atau tiga kerabat/teman dekat untuk menjadi investor; serta membangun hubungan dengan dua atau tiga supplier andal dalam penyediaan emas batangan.
Elemen terakhir adalah : a set of coherent actions. Strategi tanpa disertai dengan aksi konkrit bukanlah strategi; namun hanyalah omong kosong. Strategi dan implementasi juga bukan dua hal yang layak di-pertentangkan. Strategi yang bagus sudah dengan otomatis juga memuat serangkaian tindakan konkrit yang di-eksekusi dengan jitu.
Ribuan tahun silam ahli strategi legendaris Sun Tzu pernah bilang : Strategi yang baik niscaya akan membawa Anda menuju kemenangan.

Sambil menyeduh nikmatnya kopi hangat, mari kita ingat baik-baik kalimat Paman Sun Tzu itu.
Photo credit by : Tomasito @flickr.com 
source:  http://strategimanajemen.net
< >
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Get Update Article on FacebookX

Find Us on Facebook

Get Update Article on Google+X

Follow Us on Google+